Sunday, July 29, 2018

Part 3 : Ke Mak Chua Ke Kia Khi Kiakia (Induk Ayam Bawa Anak Ayam Pergi Jalan-Jalan)



Peringatan : Cuma cerita pengalaman. Bukan review seorang traveler, no food / destination review, price, or even ratings. Belum cukup jago untuk buat review soalnya. Hahahahhhh
 

Di hari kedua kami di KL, kami jalan lagi. Yes, walk. Agenda kami pada hari kedua itu adalah mengunjungi Aquaria KLCC. Dari Pasar Seni, kami naik MRT ke Bukit Bintang. Again, katrok.com mode on. Singkat cerita kami berhasil sampai di stasiun MRT Bukti Bintang tanpa ada yang tersesat. Kami keluar menuju Pavilion, karena kebetulan ada titipan teman yang perlu dibeli. Di sepanjang jalan menuju Pavilion dipenuhi pusat perbelanjaan. Rame deh.

Jadwal yang dibuat Si Mama hari itu adalah belanja di Daiso, ke Aquaria, ke Menara Kembar untuk foto lampu cantik. Jadilah setelah makan siang kami belanja gila-gilaan di Daiso, ini mau itu mau. Hasil belanjaan kami adalah seplastik besar 64 aitem barang-barang 5,57 ringgit. Total belanjaan kami sekitar 1,2 juta, dan kami titipkan di Daiso supaya ga perlu kami angkat-angkat sampai ke Twin Tower.

Lepas dari Daiso, kami singgah ke outlet Innisfree untuk membeli titipan teman, duduk sebentar di Snowflake, lalu pergi ke Aquaria. Lagi-lagi kami jalan, dari Pavilion ke KLCC. Ya walaupun ada connecting bridge gitu yah, tapi tetap aja jauhnya cuyyy, ga ketolongan. Keliling di Aquaria juga lumayan lama, berdiri dan jalan seharian. Masih belum selesai. We still had one more agenda, the Twin Tower.

Selesai dari Aquaria, kami jalan sampai ke taman di depan Suria KLCC. Sambil menunggu lampunya dihidupkan, kami mengambil beberapa foto. Si Mama kurang puas dengan fotonya karena posisi kami di Suria KLCC, membelakangi Twin Towernya. No! I'm not going. You go yourself. Adek-adek gua juga udah capek jalan. Emak gua juga udah capek jalan sih sebenarnya, tapi demi foto di depan Twin Tower, dia rela. White flag. I’ll stay here. not moving!

Aku cari cara supaya dapat angle yang bagus, dengan jarak segitu, gimana caranya bisa terambil foto sampai ke puncak menara. Jungkir-jungkir aku set anglenya. Akhirnya nemu, barulah Si Mama berhenti ‘merengek’ mau ke depan Twin Tower. Ternyata selama aku cari-cari sudut untuk foto, ga sadar kalau lampu menara uda mulai dihidupkan. Pas lah. Selesai foto menara, kami hendak balik ke Pavilion untuk menjemput barang di Daiso. Eh tau-tau, lampu di kolam Suria KLCC udah hidup. Jadilah Si Mama minta foto-foto lagi. Ya ampun.



 Setelah Si Mama benar-benar puas dengan fotonya, kami benar-benar jalan balik ke Pavilion. Note that, jalan, lagi. Kami kembali menyusuri jembatan yang panjangnya ga karuan. Sorry legs, thanks for your support. Sampai di Pavilion, kami dihadapkan dengan masalah lain, kami lupa letak Daiso-nya! Lihatlah seberapa anehnya kami nih.

Mengingat Si Mama dan adikku yang paling kecil jalannya super lambat, kami split deh. Si Mama dan Yasmine pergi cari pintu awal kami masuk. Aku dan Shani balik ke Daiso untuk menjemput barang. Boleh dibilang kami agak tersesat. HP ga bisa dipakai karena yang ada SIM card hanya punya Shani, di sana juga ga ada wifi. We took the risk to split. Aku sama Shani keliling sana kemari dan akhirnya menemukan ad board bertuliskan Tokyo Street, di situ letak Daiso-nya.

Tantangan kami selanjutnya adalah menuju ke pintu tempat kami janjian. Kami sudah membuat rencana, kalau-kalau Si Mama dan Yasmine ga ada di sana, kami akan request pengumuman ke konter informasi.

Kepada Asien dan anaknya yang bontot, mohon minta bantuan sekuriti terdekat untuk diantarkan ke bagian informasi.

Untungnya pengumuman ini ga sempat berkumandang di Pavilion karena ternyata mereka berdua sudah menunggu kami di pintu yang kami tuju. Ringan langsung hidup ini rasanya. Kami segera menuju stasiun MRT untuk kembali ke hotel dan istirahat untuk kepulangan keesokan harinya.

~ ~ ~
 
Let me resume, liburan kami didominasi kunjungan ke temple dan jalan kaki. The most visited destination is temple. Di Penang kami mengunjungi 3 temple, di Hat Yai 2 temple, di KL 1 temple. Yang paling banyak membuat kami jalan adalah Kek Lok Si Temple (Penang), Hat Yai Municipal Park (Hat Yai)  dan Chin Swee Temple (KL), namun aku akuin viewnya keren banget. Lokasi dan suasananya semuanya tjakepss. Jalan kaki paling melelahkan, jatuh kepada jalan-jalan kami di Bukit Bintang.
Jalan kaki paling melelahkan di Bukit Bintang
 

And here are some extra snapshots of us . . .
View from lower balcony, Kek Lok Si
Normal photo is taboo for us (1), Kek Lok Si
View from highest balcony, Kek Lok Si
Normal photo is taboo for us (2), Batu Ferringhi
Samila Beach
Shells, Samila Beach

Tuk Tuk
Red Planet, Hat Yai
Normal pose is taboo for us (3), Hat Yai


Panorama View of Chin Swee Temple, Genting
Chin Swee Temple, Genting
Shifu ~ ~
Sa Wu Jing  & Zhu Ba Jie
Twin Tower

Part 2 : Ke Mak Chua Ke Kia Khi Kiakia (Induk Ayam Bawa Anak Ayam Pergi Jalan-Jalan)



Peringatan : Cuma cerita pengalaman. Bukan review seorang traveler, no food / destination review, price, or even ratings. Belum cukup jago untuk buat review soalnya. Hahahahhhh


Destinasi selanjutnya adalah Thailand! Tepatnya Hat Yai. Di Hat Yai, kami mengunjungi Samila Beach di Songkhla, yang ada The Golden Mermaid. Once we reached there, aku putuskan Songkhla lebih ketjeeh dari Batu Ferringhi! Pasir putih, airnya juga lebih jernih, ga rame (mungkin karena hari Selasa, orang-orang udah pada masuk kerja), viewnya juga khuereeenn, atmosfirnya juga lebih menenangkan. Kami perginya mendekati tengah hari, matahari lagi tinggi dan terik. Sayangnya kami ga bisa stay di sana sampai sore karena harus lanjut ke tempat lain. Penasaran gimana suasananya pas sunset. Pasti keren and lomantiang beud~~. Next aku harus liat sunset di Samila Beach!


Sebelum melanjutkan perjalanan, kami memutuskan untuk makan siang dulu di daerah Samila. Kebetulan driver TukTuk kami udah sering membawa turis ke Songkhla, jadinya udah tau tempat makan mana yang enak. Tom yum di sana asoy banget, seafood dan rasa asamnya cucok beuddd. Ada juga fuyunghai seafood, ummmhh, enak banget itu. Untung aja kami berempat ga ada yang alergi seafood, jadi foya-foya dengan tenang deh.


Selesai dari Songkhla, di perjalanan kembali ke Hat Yai, kami mengunjungi Hat Yai Municipal Park. Kami diantar sampai ke atas bukit dengan TukTuk. Driver TukTuk kami juga udah pro di jalan liuk-liuk menuju puncak bukit. Di atas bukit itu pemandangannya bagus banget, anginnya juga sepoi-sepoi. Dari Standing Buddha Temple, we can see the entire Hat Yai and Songkhla!
Si Mama
Panorama View from Standing Buddha Temple
 ~ ~ ~ 
Destinasi terakhir kami adalah KL. Dari Hat Yai kami naik bus selama lebih kurang 9 jam dan turun di TBS (Terminal Bersepadu Selatan a.k.a stasiun bus pusat). Sesampainya kami di TBS, it was 5am. We refreshed di toilet TBS, cuci muka, sikat gigi, tukar pakaian, lalu melanjutkan perjalanan. First kami drop koper ke hotel di daerah China Town, kembali ke TBS untuk mengejar bus ke Genting Highland. Yayyy! Dan aku ketiduran di sepanjang perjalanan menuju Genting hahhahahahhh.

Di Genting kami hanya jalan-jalan. Hanya jalan-jalan, dan lihat-lihat. Ga belanja apapun, bermerek semua cuyyy hahahahhhh. Dari Awana, kami berniat naik cable car ke Sky Avenue namun transit dulu mengunjungi Chin Swee Temple. Dari pemberhentian cable car menuju temple, kita harus menuruni eskalator untuk sampai ke temple. Aku dan adikku mengatakan jumlah eskalator yang berbeda. Yang terhitung olehku adalah delapan eskalator, sementara yang terhitung oleh adikku adalah tujuh eskalator. Coba kalian hitung sendiri lah ya. Wkwkkkk. Oyah, di sini aku ketemu idolaku, Sun Wu Kong cs!
Ahahahhhh!! Qi Tian Da Sheng ^o^
Puas menjelajahi kawasan temple, kami melanjutkan perjalanan naik cable car ke Sky Avenue. Sesampainya di Sky Avenue, lagi-lagi kami hanya berkeliling sekitar 10 menit. Kata Si Mama sih walaupun ga belanja, nengok-nengok aja supaya tau. Ga ada salahnya sih, toh tujuan kami liburan ini juga untuk lihat-lihat tempat orang, bukan untuk shopping juga. Jadi aman lah.

Setelah Genting, kami ke Batu Cave. This was the real ‘unprepared’. Saat kami hendak menaiki tangga menuju puncak cave, kami melihat himbauan tata cara berpakaian. Tidak diperkenankan untuk memakai celana/rok pendek. Ha ha ha. Kami berempat bertukar pandang, semuanya melanggar himbauan yang satu itu. Jadilah kami gagal naik. Kami merubah rencana untuk kembali ke hotel lebih awal, istirahat sejenak untuk selanjutnya mengunjungi pasar malam.
Sebelum tau tidak-memenuhi-syarat-untuk-naik
Ke-katrok-an pun dimulai lagi saat kami hendak naik KTM. Kekacauan terjadi, seperti biasa; diperparah lagi dengan ke-kurang-ramahan dari petugas loket KTMnya. Malu bertanya sesat di jalan, namun apa daya jika yang ditanyain malah ogah-ogahan jelasinnya. Here! Aku menyadari sesuatu. This is only my opinion ya guys, but I think orang Penang jauh lebih bersahabat dibanding orang KL. Mungkin juga karena ibukota yah, orang-orang lebih self-centered. It’s easy to spot people busy with their phone, ntah itu baca berita, ntah itu main game, dengan earphone terpasang. Kalau ditanya juga jawabnya irit banget, dan mostly tanpa senyum.

Singkat cerita, kami naik KTM sampai ke station Kuala Lumpur. Dari sana kami jalan kaki sampai ke hotel yang letaknya pas di sebrang stasiun MRT Pasar Seni. Lumayan jauh dan melelahkan guys. Jangan tanya kenapa kami mau jalan kaki, pokoknya kami jalan kaki aja. And I’ll tell you, kami banyak jalan kaki. Omaigat! Jalan-jalan ga berarti kitanya harus.. like, literally, walk kan?


<<bersambung>> <<swipe to part 3>>