Peringatan :
Cuma cerita pengalaman. Bukan review seorang traveler, no food / destination
review, price, or even ratings. Belum cukup jago untuk buat review soalnya.
Hahahahhhh
Destinasi
selanjutnya adalah Thailand! Tepatnya Hat Yai. Di Hat Yai, kami mengunjungi
Samila Beach di Songkhla, yang ada The Golden Mermaid. Once we reached there,
aku putuskan Songkhla lebih ketjeeh dari Batu Ferringhi! Pasir putih, airnya
juga lebih jernih, ga rame (mungkin karena hari Selasa, orang-orang udah pada
masuk kerja), viewnya juga khuereeenn, atmosfirnya juga lebih menenangkan. Kami
perginya mendekati tengah hari, matahari lagi tinggi dan terik. Sayangnya kami
ga bisa stay di sana sampai sore karena harus lanjut ke tempat lain. Penasaran
gimana suasananya pas sunset. Pasti keren and lomantiang beud~~. Next aku harus
liat sunset di Samila Beach!


Sebelum
melanjutkan perjalanan, kami memutuskan untuk makan siang dulu di daerah
Samila. Kebetulan driver TukTuk kami udah sering membawa turis ke Songkhla,
jadinya udah tau tempat makan mana yang enak. Tom yum di sana asoy banget,
seafood dan rasa asamnya cucok beuddd. Ada juga fuyunghai seafood, ummmhh, enak
banget itu. Untung aja kami berempat ga ada yang alergi seafood, jadi foya-foya
dengan tenang deh.
Selesai dari Songkhla, di perjalanan kembali ke Hat Yai,
kami mengunjungi Hat Yai Municipal Park. Kami diantar sampai ke atas bukit
dengan TukTuk. Driver TukTuk kami juga udah pro di jalan liuk-liuk menuju
puncak bukit. Di atas bukit itu pemandangannya bagus banget, anginnya juga sepoi-sepoi. Dari Standing Buddha Temple, we can see the entire Hat Yai and Songkhla!
 |
Si Mama |
 |
Panorama View from Standing Buddha Temple |
~ ~ ~
Destinasi
terakhir kami adalah KL. Dari Hat Yai kami naik bus selama lebih kurang 9 jam
dan turun di TBS (Terminal Bersepadu Selatan a.k.a stasiun bus pusat). Sesampainya kami di TBS, it was 5am. We refreshed di
toilet TBS, cuci muka, sikat gigi, tukar pakaian, lalu melanjutkan perjalanan.
First kami drop koper ke hotel di daerah China Town, kembali ke TBS untuk
mengejar bus ke Genting Highland. Yayyy! Dan aku ketiduran di sepanjang
perjalanan menuju Genting hahhahahahhh.
Di Genting
kami hanya jalan-jalan. Hanya jalan-jalan, dan lihat-lihat. Ga belanja apapun, bermerek
semua cuyyy hahahahhhh. Dari Awana, kami berniat naik cable car ke Sky Avenue
namun transit dulu mengunjungi Chin Swee Temple. Dari pemberhentian cable
car menuju temple, kita harus menuruni eskalator untuk sampai ke temple.
Aku dan adikku mengatakan jumlah eskalator yang berbeda. Yang terhitung
olehku adalah delapan eskalator, sementara yang terhitung oleh adikku adalah
tujuh eskalator. Coba kalian hitung sendiri lah ya. Wkwkkkk. Oyah, di sini aku
ketemu idolaku, Sun Wu Kong cs!
 |
Ahahahhhh!! Qi Tian Da Sheng ^o^ |
Puas
menjelajahi kawasan temple, kami melanjutkan perjalanan naik cable
car ke Sky Avenue. Sesampainya di Sky Avenue, lagi-lagi kami hanya
berkeliling sekitar 10 menit. Kata Si Mama sih walaupun ga belanja,
nengok-nengok aja supaya tau. Ga ada salahnya sih, toh tujuan kami liburan ini
juga untuk lihat-lihat tempat orang, bukan untuk shopping juga. Jadi
aman lah.
Setelah
Genting, kami ke Batu Cave. This was the real ‘unprepared’. Saat kami hendak
menaiki tangga menuju puncak cave, kami melihat himbauan tata cara
berpakaian. Tidak diperkenankan untuk memakai celana/rok pendek. Ha ha
ha. Kami berempat bertukar pandang, semuanya melanggar himbauan yang satu itu.
Jadilah kami gagal naik. Kami merubah rencana untuk kembali ke hotel lebih
awal, istirahat sejenak untuk selanjutnya mengunjungi pasar malam.
 |
Sebelum tau tidak-memenuhi-syarat-untuk-naik |
Ke-katrok-an
pun dimulai lagi saat kami hendak naik KTM. Kekacauan terjadi, seperti biasa;
diperparah lagi dengan ke-kurang-ramahan dari petugas loket KTMnya. Malu
bertanya sesat di jalan, namun apa daya jika yang ditanyain malah ogah-ogahan
jelasinnya. Here! Aku menyadari sesuatu. This is only my opinion ya guys, but I
think orang Penang jauh lebih bersahabat dibanding orang KL. Mungkin juga
karena ibukota yah, orang-orang lebih self-centered. It’s easy to spot people
busy with their phone, ntah itu baca berita, ntah itu main game, dengan
earphone terpasang. Kalau ditanya juga jawabnya irit banget, dan mostly tanpa senyum.
Singkat cerita, kami
naik KTM sampai ke station Kuala Lumpur. Dari sana kami jalan kaki sampai ke
hotel yang letaknya pas di sebrang stasiun MRT Pasar Seni. Lumayan jauh dan
melelahkan guys. Jangan tanya kenapa kami mau jalan kaki, pokoknya kami jalan
kaki aja. And I’ll tell you, kami banyak jalan kaki. Omaigat! Jalan-jalan ga
berarti kitanya harus.. like, literally, walk kan?
<<bersambung>> <<swipe to part 3>>