Sunday, July 29, 2018

Part 2 : Ke Mak Chua Ke Kia Khi Kiakia (Induk Ayam Bawa Anak Ayam Pergi Jalan-Jalan)



Peringatan : Cuma cerita pengalaman. Bukan review seorang traveler, no food / destination review, price, or even ratings. Belum cukup jago untuk buat review soalnya. Hahahahhhh


Destinasi selanjutnya adalah Thailand! Tepatnya Hat Yai. Di Hat Yai, kami mengunjungi Samila Beach di Songkhla, yang ada The Golden Mermaid. Once we reached there, aku putuskan Songkhla lebih ketjeeh dari Batu Ferringhi! Pasir putih, airnya juga lebih jernih, ga rame (mungkin karena hari Selasa, orang-orang udah pada masuk kerja), viewnya juga khuereeenn, atmosfirnya juga lebih menenangkan. Kami perginya mendekati tengah hari, matahari lagi tinggi dan terik. Sayangnya kami ga bisa stay di sana sampai sore karena harus lanjut ke tempat lain. Penasaran gimana suasananya pas sunset. Pasti keren and lomantiang beud~~. Next aku harus liat sunset di Samila Beach!


Sebelum melanjutkan perjalanan, kami memutuskan untuk makan siang dulu di daerah Samila. Kebetulan driver TukTuk kami udah sering membawa turis ke Songkhla, jadinya udah tau tempat makan mana yang enak. Tom yum di sana asoy banget, seafood dan rasa asamnya cucok beuddd. Ada juga fuyunghai seafood, ummmhh, enak banget itu. Untung aja kami berempat ga ada yang alergi seafood, jadi foya-foya dengan tenang deh.


Selesai dari Songkhla, di perjalanan kembali ke Hat Yai, kami mengunjungi Hat Yai Municipal Park. Kami diantar sampai ke atas bukit dengan TukTuk. Driver TukTuk kami juga udah pro di jalan liuk-liuk menuju puncak bukit. Di atas bukit itu pemandangannya bagus banget, anginnya juga sepoi-sepoi. Dari Standing Buddha Temple, we can see the entire Hat Yai and Songkhla!
Si Mama
Panorama View from Standing Buddha Temple
 ~ ~ ~ 
Destinasi terakhir kami adalah KL. Dari Hat Yai kami naik bus selama lebih kurang 9 jam dan turun di TBS (Terminal Bersepadu Selatan a.k.a stasiun bus pusat). Sesampainya kami di TBS, it was 5am. We refreshed di toilet TBS, cuci muka, sikat gigi, tukar pakaian, lalu melanjutkan perjalanan. First kami drop koper ke hotel di daerah China Town, kembali ke TBS untuk mengejar bus ke Genting Highland. Yayyy! Dan aku ketiduran di sepanjang perjalanan menuju Genting hahhahahahhh.

Di Genting kami hanya jalan-jalan. Hanya jalan-jalan, dan lihat-lihat. Ga belanja apapun, bermerek semua cuyyy hahahahhhh. Dari Awana, kami berniat naik cable car ke Sky Avenue namun transit dulu mengunjungi Chin Swee Temple. Dari pemberhentian cable car menuju temple, kita harus menuruni eskalator untuk sampai ke temple. Aku dan adikku mengatakan jumlah eskalator yang berbeda. Yang terhitung olehku adalah delapan eskalator, sementara yang terhitung oleh adikku adalah tujuh eskalator. Coba kalian hitung sendiri lah ya. Wkwkkkk. Oyah, di sini aku ketemu idolaku, Sun Wu Kong cs!
Ahahahhhh!! Qi Tian Da Sheng ^o^
Puas menjelajahi kawasan temple, kami melanjutkan perjalanan naik cable car ke Sky Avenue. Sesampainya di Sky Avenue, lagi-lagi kami hanya berkeliling sekitar 10 menit. Kata Si Mama sih walaupun ga belanja, nengok-nengok aja supaya tau. Ga ada salahnya sih, toh tujuan kami liburan ini juga untuk lihat-lihat tempat orang, bukan untuk shopping juga. Jadi aman lah.

Setelah Genting, kami ke Batu Cave. This was the real ‘unprepared’. Saat kami hendak menaiki tangga menuju puncak cave, kami melihat himbauan tata cara berpakaian. Tidak diperkenankan untuk memakai celana/rok pendek. Ha ha ha. Kami berempat bertukar pandang, semuanya melanggar himbauan yang satu itu. Jadilah kami gagal naik. Kami merubah rencana untuk kembali ke hotel lebih awal, istirahat sejenak untuk selanjutnya mengunjungi pasar malam.
Sebelum tau tidak-memenuhi-syarat-untuk-naik
Ke-katrok-an pun dimulai lagi saat kami hendak naik KTM. Kekacauan terjadi, seperti biasa; diperparah lagi dengan ke-kurang-ramahan dari petugas loket KTMnya. Malu bertanya sesat di jalan, namun apa daya jika yang ditanyain malah ogah-ogahan jelasinnya. Here! Aku menyadari sesuatu. This is only my opinion ya guys, but I think orang Penang jauh lebih bersahabat dibanding orang KL. Mungkin juga karena ibukota yah, orang-orang lebih self-centered. It’s easy to spot people busy with their phone, ntah itu baca berita, ntah itu main game, dengan earphone terpasang. Kalau ditanya juga jawabnya irit banget, dan mostly tanpa senyum.

Singkat cerita, kami naik KTM sampai ke station Kuala Lumpur. Dari sana kami jalan kaki sampai ke hotel yang letaknya pas di sebrang stasiun MRT Pasar Seni. Lumayan jauh dan melelahkan guys. Jangan tanya kenapa kami mau jalan kaki, pokoknya kami jalan kaki aja. And I’ll tell you, kami banyak jalan kaki. Omaigat! Jalan-jalan ga berarti kitanya harus.. like, literally, walk kan?


<<bersambung>> <<swipe to part 3>>

No comments:

Post a Comment