Sambungan dari ‘90
Minutes in Heaven’ yang lalu. Sekarang aku mau post summary versi Bahasa
Indonesia. Yaaa…, karena dulu aku tugasnya dalam Bahasa Inggris, jadinya post
Bahasa Indonesianya baru aku buat nihhh.
Sebelumnya aku mau
bilang bahwa buku ini recommended banget. Aku ga tau apakah uda ada buku versi
Bahasa Indonya. Dan aku rekomen supaya teman-teman baca bukunya langsung karena
teman-teman akan dapat gambaran lebih detail tentang perjuangan Don Piper. Gimana
sedihnya anak-anak beliau menunggu ayah mereka sembuh disampaikan lewat
lampiran surat mereka di buku, gimana beliau harus menahan sakitnya besi
penahan lututnya yang notabene harus disekrup perketat tiap harinya agar
tulang-tulang yang tadinya patah, bisa tersambung lagi, akan sangat bersih
dijelaskan dalam buku. Di buku tersebut juga ada foto-foto dokumentasinya.
90
Minutes in Heaven – Don Piper and Cecil Murphey
Don Piper, ayah dari
tiga orang anak, telah menjadi pastor sejak 1985. Dia meninggal selama 90 menit
pada 18 Januari 1989. Setelah kesembuhannya, dia sering berbagi cerita
perjalanannya ke Surga kepada para umat. Istri Don, Eva, dengan setia tetap
mendampinginya di saat-saat hidupnya terpuruk.
Dan beginilah
ceritanya bermula…
Don
sedang berkendara kembali ke Alvin setelah tiga hari tinggal di Texas. Ketika
dia melewati jembatan, sebuah truk, yang datang dari arah berlawanan, menabrak
Ford merahnya. Seketika, benda-benda di sekelilingnya menghilang dan semuanya
berubah menjadi putih. Dia menyadari dirinya berada di Surga sesaat sebelum
kerumunan orang datang padanya. Keluarga, teman, dan relasi datang untuk
menyambutnya. Tiap orang yang ia temui, tampak senang dan mereka terlihat
mengenal satu sama lain. Tidak tidak sadar dengan hal-hal yang ia tinggalkan
dan tidak merasa menyesal atau sedih karena telah meninggalkan keluarga atau
keinginannya. Rasanya seperti Tuhan telah menghilangkan semua yang negatif atau
kerisauan dari dirinya. Setelah beberapa waktu, kerumunan tersebut mulai
bergerak ke arah sebuah gerbang yang bersinar. Di dalam gerbang, Don melihat
pemandangan sebuah kota dengan jalanan yang tertata. Jalanan dibangun dengan
emas murni. Karena ia telah tiba di tempat yang sudah lama ingin dia kunjungi,
dia melangkah dengan pasti; tetapi ketika ia baru saja tiba di gerbang Surga,
dia meninggalkan segalanya. 90 menit waktunya di Surga telah berakhir. Dia
telah kembali hidup. Hanya 90 menit setelah dirinya diumumkan meninggal, Don
kembali hidup. Hal yang dia ingat adalah orang-orang berlari kesana kemari
berusaha untuk menyelamatkannya. Lengan kirinya tertarik sampai ke atas
kepalanya, dislokasi, dan tertarik sampai melewati kursi. Kaki kirinya retak di
dua tempat antara tempat duduk dan dashboard. Don tidak merasakan sakit
sampai 3 jam setelah ia kembali hidup. Sekujur tubuhnya merasakan sakit yang
luar biasa bagaikan ada luka mengangah, ditinjun atau dipukul. Dia menjalani
operasi selama 11 jam. Selama operasi, tulang kaki kanannya yang patah
dibaguskan. Lengan kirinya harus digeser karena 2 inci tulangnya tergeser. Kaki
kirinya dipasang penyangga karena 4,5 inchi tulang pahanya hilang. Di hari
keenam, Don hampir meninggal karena ia terkena double pneumonia, dan
bahkan dokter tidak yakin ia bisa melewati malam tersebut. Ternyata Tuhan masih
belum mengizinkan Don untuk menemuiNya. Hidup Don berlanjut dan ia mengalami 34
operasi lainnya. Selama masa pemulihan, Don hampir menyerah pada rasa sakitnya
sendiri dan untuk beberapa kali ia hampir menyerah. Namun setelah ia kelaur
dari rumah sakit, Don masih harus menjalani serangkaian terapi. Secara
bertahap, Don mulai pulih, akhirnya dia bisa berjalan dan mulai aktif kembali
di gereja. Dia memotivasi orang-orang yang mengalami hal yang sama dengannya.
Sebelumnya Don menyesal karena dibiarkan untuk kembali menjalani hidup dan
mengalami semua kesakitan itu, namun sekarang Don telah berhasil melewati
keterpurukannya. Ia menemukan tujuannya dalam hidup ini. Don menjalankan tujuan
dan pelayanannya di dunia ini.
No comments:
Post a Comment