Wednesday, June 18, 2014

90 Minutes in Heaven (ver.Indo)

Sambungan dari ‘90 Minutes in Heaven’ yang lalu. Sekarang aku mau post summary versi Bahasa Indonesia. Yaaa…, karena dulu aku tugasnya dalam Bahasa Inggris, jadinya post Bahasa Indonesianya baru aku buat nihhh.

Sebelumnya aku mau bilang bahwa buku ini recommended banget. Aku ga tau apakah uda ada buku versi Bahasa Indonya. Dan aku rekomen supaya teman-teman baca bukunya langsung karena teman-teman akan dapat gambaran lebih detail tentang perjuangan Don Piper. Gimana sedihnya anak-anak beliau menunggu ayah mereka sembuh disampaikan lewat lampiran surat mereka di buku, gimana beliau harus menahan sakitnya besi penahan lututnya yang notabene harus disekrup perketat tiap harinya agar tulang-tulang yang tadinya patah, bisa tersambung lagi, akan sangat bersih dijelaskan dalam buku. Di buku tersebut juga ada foto-foto dokumentasinya.

90 Minutes in Heaven – Don Piper and Cecil Murphey

Don Piper, ayah dari tiga orang anak, telah menjadi pastor sejak 1985. Dia meninggal selama 90 menit pada 18 Januari 1989. Setelah kesembuhannya, dia sering berbagi cerita perjalanannya ke Surga kepada para umat. Istri Don, Eva, dengan setia tetap mendampinginya di saat-saat hidupnya terpuruk.

Dan beginilah ceritanya bermula…

Don sedang berkendara kembali ke Alvin setelah tiga hari tinggal di Texas. Ketika dia melewati jembatan, sebuah truk, yang datang dari arah berlawanan, menabrak Ford merahnya. Seketika, benda-benda di sekelilingnya menghilang dan semuanya berubah menjadi putih. Dia menyadari dirinya berada di Surga sesaat sebelum kerumunan orang datang padanya. Keluarga, teman, dan relasi datang untuk menyambutnya. Tiap orang yang ia temui, tampak senang dan mereka terlihat mengenal satu sama lain. Tidak tidak sadar dengan hal-hal yang ia tinggalkan dan tidak merasa menyesal atau sedih karena telah meninggalkan keluarga atau keinginannya. Rasanya seperti Tuhan telah menghilangkan semua yang negatif atau kerisauan dari dirinya. Setelah beberapa waktu, kerumunan tersebut mulai bergerak ke arah sebuah gerbang yang bersinar. Di dalam gerbang, Don melihat pemandangan sebuah kota dengan jalanan yang tertata. Jalanan dibangun dengan emas murni. Karena ia telah tiba di tempat yang sudah lama ingin dia kunjungi, dia melangkah dengan pasti; tetapi ketika ia baru saja tiba di gerbang Surga, dia meninggalkan segalanya. 90 menit waktunya di Surga telah berakhir. Dia telah kembali hidup. Hanya 90 menit setelah dirinya diumumkan meninggal, Don kembali hidup. Hal yang dia ingat adalah orang-orang berlari kesana kemari berusaha untuk menyelamatkannya. Lengan kirinya tertarik sampai ke atas kepalanya, dislokasi, dan tertarik sampai melewati kursi. Kaki kirinya retak di dua tempat antara tempat duduk dan dashboard. Don tidak merasakan sakit sampai 3 jam setelah ia kembali hidup. Sekujur tubuhnya merasakan sakit yang luar biasa bagaikan ada luka mengangah, ditinjun atau dipukul. Dia menjalani operasi selama 11 jam. Selama operasi, tulang kaki kanannya yang patah dibaguskan. Lengan kirinya harus digeser karena 2 inci tulangnya tergeser. Kaki kirinya dipasang penyangga karena 4,5 inchi tulang pahanya hilang. Di hari keenam, Don hampir meninggal karena ia terkena double pneumonia, dan bahkan dokter tidak yakin ia bisa melewati malam tersebut. Ternyata Tuhan masih belum mengizinkan Don untuk menemuiNya. Hidup Don berlanjut dan ia mengalami 34 operasi lainnya. Selama masa pemulihan, Don hampir menyerah pada rasa sakitnya sendiri dan untuk beberapa kali ia hampir menyerah. Namun setelah ia kelaur dari rumah sakit, Don masih harus menjalani serangkaian terapi. Secara bertahap, Don mulai pulih, akhirnya dia bisa berjalan dan mulai aktif kembali di gereja. Dia memotivasi orang-orang yang mengalami hal yang sama dengannya. Sebelumnya Don menyesal karena dibiarkan untuk kembali menjalani hidup dan mengalami semua kesakitan itu, namun sekarang Don telah berhasil melewati keterpurukannya. Ia menemukan tujuannya dalam hidup ini. Don menjalankan tujuan dan pelayanannya di dunia ini.

No comments:

Post a Comment